Home » » PERBEDAAN KARYA ILMIAH DAN KARYA FIKSI DAN PERBEDAAN EKPERIMENTAL DAN NONEKSPERIMENTAL

PERBEDAAN KARYA ILMIAH DAN KARYA FIKSI DAN PERBEDAAN EKPERIMENTAL DAN NONEKSPERIMENTAL

Written By jual peralatan laboratorium on Saturday, January 4, 2014 | 9:39 PM

A. Karya Ilmiah Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. 1. Berdasarkan Sumber data Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang digunakan, dan penyebutan sumber data atau informan. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus secara jujur menyebutkan rujukan terhadap bahan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Pemakaian bahan atau pikiran dari suatu sumber atau orang lain yang tidak disertai dengan rujukan dapat diidentikkan dengan pencurian. Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri dari tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat. Plagiat merupakan tindak kecurangan yang berupa pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain yang diaku sebagai hasil tulisan atau hasil pemikirannya sendiri. Oleh karena itu, penulis skripsi, tesis, dan disertasi wajib membuat dan mencantumkan penyataan dalam skripsi, tesis atau disertasinya bahwa karyanya itu bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena perujukan dan pengutipan akan membantu perkembangan ilmu. Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta ijin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan ijin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut diambil secara utuh, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan. Biasanya, sehubungan dengan hal ini, Rektor masing-masing universitas telah menerbitkan Surat Keputusan tentang Pedoman Pembinaan dan Pelaksanaan Hak Cipta yang bisa menjadi pembelajaran buat para peneliti. Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran. 2. Tujuan Tujuan menulis karya ilmiah : • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis. • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya. • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara mahasiswa dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya. • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya. • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian. Tujuan menulis karya ilmiah menurut Ibnu Hazm diantaranya adalah : • Mengutarakan sesuatu yang asli • Menyelesaikan atau melengkapkan sesuatu yang belum lengkap • Memperbaiki sesuatu yang dilihatnya salah • Menjelaskan dan menguraikan sesuatu yang rumit dan sukar • meringkaskan karya seseorang yang terlalu panjang tanpa meninggalkan perkara penting • menggabungkan maklumat dari berbagai sumber • menyatukan dan menyusun berbagai maklumat menjadi manik-manik yang menjadi rantai indah berseri 3. Pertanggungjawaban Hasil dari penulisan karya ilmiah harus benar-benar menghasilkan data-data yang valid berdasarkan hasil validitas dab reabilitasnya agar dapat dipertangungjawabkan atas karya ilmiah tersebut terhadap masyarakat, lembaga pendidikan, agama dan negara. Maka untuk mempublikasikan hasil dari karya tulis ilmiah, harus benar-benar mendapatkan pertanggungjawaban yang pasti dan secara nyata dapat dipercaya. B. Karya Fiksi Karya fiksi yaitu karya yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita rekaan biasanya berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah. Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya. Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca. Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya. Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca. 1. Sumber data Sumber ilham fiksi ilmiah amat banyak, karena merupakan bagian integral dari kebudayaan. Ilmu dan fiksi saling mengisi dan mendorong dalam perkembangan kebudayaan. Unsur-unsur dari keduanya juga ada dalam diri manusia. Berimajinasi, mengkhayal, dan berfikir tumbuh selaras dalam diri manusia yang normal. Namun, hasil riset ternyata menghasilkan data yang berbeda pada karya sastra. Di dalam penulisan novel yang berhasil, data diolah jadi "data" oleh para pengarangnya. Budi Darma (1984) menyebut hal ini sebagai persoalan penting dunia prosa, khususnya novel. Berpeluang dituliskan sampai berarus-ratus bahkan ribuan halaman, novel memang lebih kuat bila didukung data riset dari berbagai sumber. Tapi masalahnya adalah, bagaimana si pengarang mengolah datanya. Apakah data tetap menghampar sebagai data, atau berhasil dieksplorasi sebagai data baru dan segar. Bagi seorang pengarang yang baik data menyatu sebagai bangunan novel dalam rangkaian teks yang hadir mutlak karena berhasil ditransformasikan sebagai "data" fiksional. 2. Tujuan Tujuan karya fiksi yaitu menyodorkan kisah menarik, mencekam, dan tentu saja laku dijual. Novel-novel seperti ini, tak bisa dilepaskan dari pergerakan modal atau industri pendukungnya. Misalnya, penyebaran novel-novel Leon Uris, John Grisham, Dan Brown, yang kemudian bersinergi dengan industri kreatif lainnya: film, periklanan, percetakan dan penerjemahan ke banyak bahasa, hingga publikasi dan distribusi sistematis ke berbagai negara. 3. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban karya fiksi tidak seperti karya lmiah, pertanggungjawabannya hanya sekedar terdapat dalam hak cipta, meskipun kebenaran yang terjadi di dalam fiksi adalah bukan kebenaran obyektif melainkan kebenaran logis yaitu kebenaran yang ada dalam penalaran, tapi masyarakat banyak yang menyukai karya ini dan tidak perlu dipertanggunjawabkan kepada masyarakat, agama dan negara serta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Perbedaan Eksperimental dan Non-Eksperimental A. Eksperimental Eksperimen adalah landasan dalam pendekatan empiris untuk memperoleh pengetahuan, baik dalam ilmu sosial maupun ilmu alam. Dalam kajian keilmuan, eksperimen didefinisikan sebagai metode untuk menyelidiki suatu bidang, memecahkan masalah praktis, dan membuktikan asumsi teoretis. Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut. Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis. Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik penelitian eksperimental, yaitu, (1)Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun random (rambang). (2) Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental. (3) Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak. (4) Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan. (5) Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi. Pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut, yaitu, (1) Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan. (2) Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. (3) Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah. (4) Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan: a) Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen; b) menentukan cara mengontrol; c) memilih rancangan penelitian yang tepat; d) menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek penelitian; e) membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen; f) membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; g) mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis. B. NonEksperimental Noneksperimental adalah sesuatu hasil yang diciptakan atau dihasilkan dari kreatifitas manusia yang dilakukan tanpa melakukan eksperimen (percobaan). Dari asumsi-asumsi teoritis dari penulis tidak perlu dibuktikan secara percobaan yang dilakukan melalui pendekatan empiris maupun teoritis berdasarkan ilmu alam atau ilmu sosial. Noneksperimental ini berlaku pada sebuah karya yang berupa fiksi. Hal ini karena karya fiksi adalah cerita prosa yang berdasarkan imajinasi atau angan-angan penulisnya. Ilmiah berarti bersifat ilmu pengetahuan. Unsur ilmu pngetahuan dalam hal ini masih berupa gagasan, belum terwujud dalam kenyataan. Gagasan ini belum bisa terwujud karena pengarang mengembangkan kemampuan imajinasinya dalam hayalan tingkat tinggi, sehingga melebihi daya batas kemampuan akal manusia dalam mencerna dan memahaminya karena bersifat irasional. Dengan demikian, hasil gagasan yang diciptakan oleh daya imajinasi manusia tersebut tidak dapat teraplikasikan pada kenyataannya.

DAFTAR PUSTAKA Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pel http://aisyah.jilbaber.com/2009/05/18/gimana-sih-cara-membuat-karya-tulis-ilmiah-dengan-mudah-dan-enak/ http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/penelitian-eksperimen-satu-metode-dalam-ptk/ http://forumbebas.com/thread-59413.html http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah http://indonesialanguage.blogspot.com/2008/03/materi-bahasa-indonesia_6471.html http://pojokhukum.blogspot.com/2008/03/penulisan-karya-ilmiah.html http://www.infoskripsi.com/Article/Kode-Etik-Penulisan-Karya-Ilmiah.html

0 comments:

Post a Comment