Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini
dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer.
Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara
dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat
dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.
Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan
suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat
mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32
°F) http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban.
Ada dua faktor yang
penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan kelembaban
udara.Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu
yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu
benih dapat terjaga. Untuk itu perlu ruang khusus untuk penyimpanan
benih. Untuk benih ortodoks Benih ortodoks dapat disimpan lama pada
kadar air 6-10% atau dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan
menggunakan wadah seperti : karung kain, toples kaca/ plastik, plastik,
laleng, dll. Setelah itu benih dapat di simpan pada suhu kamar atau pada
temperature rendah “cold storage” umumnya pada suhu 2-5o C. Untuk benih
rekalsitran
Selama penyimpanan, benih akan mengalami penuaan dan
kemunduran (deteriorasi). Benih yang mundur, kecepatan respirasinya
meningkat yang menyebabkan pengurangan cadangan makanan, akumulasi
metabolit hasil perombakan cadangan makanan, dan dapat menyebabkan
`kelaparan' pada jaringan meristem. Selama penyimpanan, benih akan
mengalami penuaan dan kemunduran (deteriorasi). Benih yang mundur,
kecepatan respirasinya meningkat yang menyebabkan pengurangan cadangan
makanan, akumulasi metabolit hasil perombakan cadangan makanan, dan
dapat menyebabkan `kelaparan' pada jaringan meristem. Kemunduran benih
dapat ditengarai secara biokimia dan fisiologi. Indikasi biokimia
kemunduran benih dicirikan antara lain penurunan aktivitas enzim,
penurunan cadangan makanan, meningkatnya nilai konduktivitas. Indikasi
fisiologi kemunduran benih antara lain penurunan daya berkecambah dan
vigor. Kebanyakan parameter biokimia yang digunakan untuk mengetahui
viabilitas dan vigor benih kedelai adalah secara umum seperti diatas,
sedangkan keberadaan makromolekul penyusun membrane antara lain membran
mitokondria dan enzim respirasi belum diteliti. Oleh sebab itu
penelitian ini dilakukan berkaitan dengan mutu benih kedelai selama
kurun waktu penyimpanan
Penyimpanan dalam rangka perbenihan
mempunyai arti yang luas. Karena yang diartikan dengan penyimpanan
disini ialah sejak benih itu mencapai kemetangan fisiologisnya sampai
ditanam, dapat pada tanaman, digudang, atau dalam rangka pengiriman
benih itu ketempat, daerah yang memerlukannya. Selama dalam penyimpanan
ini, karena pengaruh beberapa factor, keadaan atau mutu benih akan
mengalami kemunduran atau deterioration.
Beberapa kegiatan dan
atau perlakuan-perlakuan terhadap benih, yang secara positif dilakukan
sejak awal sampai akhir pengolahannya, sejak benih dipetik atau diambil
berdasarkan perkiraan kematangan fisiologisnya sampai pada saat
ditanamnya kelak, kegiatan atau perlakuan–perlakuan mana bukanlah untuk
mencegah terjadinya deterioration tersebut, melainkan hanya untuk
mengurangi kecepatannya terjadi kemunduran.
Kadar air benih sangat
dipengaruhi oleh kondisi RH ruang tempat penyimpanan benih, karena
sifat benih yang hygroskopis dan selalu ingin mencapai keseimbangan
dengan kondisi lingkungan, pada hal kadar air benih sangat mempengaruhi
laju deteriorasi benih, Pengaruh yang paling besar terhadap mundurnya
kualitas biji selama disimpan adalah kadar air biji, temperatur dan
lembab nisbi udara (Soeseno dan Suginingsih, 1984).
Kelembaban
lingkungan selama penyimpanan juga sangat mempengaruhi viabilitas benih.
Kandungan air yang tinggi dalam benih dengan kelembaban udara yang
rendah dapat menyebabkan penguapan air dari dalam benih dan mempertinggi
kelembaban udar disekitar benih. Sebaliknya bila kandungan air dalam
benih rendah sedangkan kelembaban udara disekitar benih tinggi akan
mengakibatkan terjadinya penyerpan air oleh benih.
Benih akan mengalami kecepatan kemundurannya tergantung dari tingginya factor-faktor kelembapan relative udara dan suhu.
Perlakuan
yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau disemaikan segera
setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi mengikuti
cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin kareana musim
berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan
untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1998. Pedoman Pembangunan Hutan Tanaman Industri. Departemen Kehutanan Badan penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Coppelad, 1980. Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publ. co. Minneapolis, Minnesota.
Doran,
J. C., Turnbull, J.W., Bolland, J. D. 1983. Handbook on seed of
dry-zone acacias. Aguide for collecting, extracting, cleaning, and
stering the seed and for treatment to promote germination of dry-zone
acacias. FAO Rome
Schmidt, L. 2002. Pedoman Penanganan
Benih Tanaman Hutan Tropis dan Sub Tropis.
http://74.125.95.132/search?q=cache:27yZR5Y6B7sJ:www.geocities.com/irwantoshut/benih_an.pdf+kelembaban+benih+tanaman&cd=9&hl=id&ct=clnk&gl=id
Tatipata,
dkk. 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi Benih
kedelai dalam penyimpanan. Jurnal Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, hal.
76-87.
http://74.125.153.132/search?q=cache:vT3HI70z5s0J:agrisci.ugm.ac.id/vol11_2/no8_detkdlai.pdf+kemunduran+benih+tanaman&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a
0 comments:
Post a Comment