PROSES PENGOLAHAN KECAP KEDELAI
DAN PENGELOLAAN LIMBAH
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan kecap
2. Untuk menetahui
pemanfaatan limbah dari pengolahan kecap
B.
Tinjauan Pustaka
Kacang-kacangan dan
biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang
sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam
proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti
wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam
amino tersebut.
Kacang-kacangan dan
umbi-umbian cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu
dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil
olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman
seperti bubuk dan susu kedelai.
Kedelai mengandung protein
35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %.
Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan
segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi,
hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau
tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein
sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14
gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap,
susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada
umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup
dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas,
penggiling, dan cetakan.
Kecap adalah bumbu dapur atau penyedap makanan yang
berupa cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau asin. Bahan dasar
pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam. Namun adapula kecap
yang dibuat dari bahan dasar air kelapa yang umumnya berasa asin. Kecap manis
biasanya kental dan terbuat dari kedelai,
sementara kecap asin lebih cair dan terbuat dari kedelai dengan
komposisi garam
yang lebih banyak, atau bahkan ikan laut. Selain berbahan dasar kedelai atau kedelai hitam bahkan
air kelapa, kecap juga dapat dibuat dari ampas padat dari pembuatan tahu.
Tabel 1.
Komposisi zat gizi kecap kedelai dalam 100 gram
N0
|
Zat
gizi
|
Kecap
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
|
Energi
Air
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
Kalsium
Besi
Vitamin B1
Vitamin B2
|
86 kalori
57,4 gram
5,5 gram
0,6 gram
15,1 gram
0,6 gram
21,4 gram
85 mg
4,4 mg
0,04 mg
0,17 mg
|
Sumber: direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI
Kecap termasuk bumbu makanan berbentuk cair, berwarna coklat
kehitaman,
serta memiliki rasa dan aroma yang khas.
Tabel 2. Komposisi asam amino kecap kedelai
(mg/gram nitrogen total)
No
|
Asam
amino
|
Kecap
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
|
Nitrogen
Isolensin
Leusin
Lisin
Metionin
Sistin
Fenilalanin
Treonin
Triftofan
Valin
Arganin
Histidin
Alanin
Asam
asportat
Asam
glutamate
Glisin
Prolin
Serin
|
0,92
270
430
350
49
57
210
190
30
290
110
54
290
480
1.260
260
520
410
|
Sumber: Direktorat Gizi Dep. Kesehatan RI
1. Bahan Baku
Jenis kedelai dapat dibedakan
menjadi 4 macam yaitu : kedelai kuning, kedelai hitam’ kedelai hijau, kedelai coklat. Jenis-jenis kedelai tersebut dapat
didefinisikan sebagai berikut:
·
Kedelai kuning adalah kedelai yang kulit bijinya
berwarna kuning, putih atau hijau, yang bila dipotong melintang memperlihatkan
warna kuning pada irisan keping bijinya.
·
Kedelai hitam adalah kedelai yang kulit bijinya berwarna hitam. Kedelai hitam inilah yang biasanya
dijadikan kecap.
·
Kedelai hijaua dalah kedelai yang kulit bijinya
berwarna hijau yang bila dipotong melintang memperlihatkan warna hijau pada
irisan keping bijinya.
·
Kedelai coklat adalah kedelai yang kulit bijinya
berwarna coklat.
a. Biji
kedelai
Bentuk biji kedelai bergantung kultivarnya, dapat berbentuk bulat, agak gepeng, dan
sebagian bulat telur. Sedangkan besar dan bobotnya dibedakan menjadi tiga,
yakni :
·
Kedelai berbiji besar, bila bobot setiap 100
bijilebih dari 300 gr.
·
Kedelai
berbiji sedang, bila bobot setiap 100
biji antara 11-13 gr.
·
Kedelai
berbiji kecil, bila bobot setiap 100 biji antara 7-11 gr.
b. Syarat
Mutu
·
Syarat Umum
- Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan batang dan
ranting), batu, kerikil, tanah, atau
biji-bijian tanaman lainnya.
- Biji
kedelai tidakgan hama dan penyakit.
- Biji
kedelai tidak memar atau rusak .
- Kulit biji tidak keriput.
·
Syarat Pokok
Tingkat mutu kedelai dapat
dikategorikan menjadi tiga, yakni; mutu I,
Mutu II, mutu III (Tabel 3).
Tabel
3. Syarat pokok mutu kedelai
NO
|
Kriteria
|
Mutu I
|
Mutu II
|
Mutu III
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Kadar air Maks (% b/b)
Kotoran
maks (% bobot )
Butir
rusak (% bobot)
Butir keriput (% bobot)
Butir belah (% bobot)
Butir warna lain (% bobot)
|
13
1
2
0
1
0
|
14
2
3
5
3
5
|
16
5
5
8
5
10
|
Sumber: SK
Mentan No. 501/Kpts/TP.830/8/1984
2.
Pengelolaan Limbah
Hasil dari suatu produksi menghasilkan
limbah sehingga perlu dilakukan pengolahan. Pengelolaan limbah industri pangan
(cair, padat dan gas) diperlukan untuk meningkatkan pencapaian tujuan
pengelolaan limbah (pemenuhan peraturan pemerintah), serta untuk meningkatkan
efisiensi pemakain sumber daya. Secara umum, pengelolaan limbah merupakan
rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi (reduction), pengumpulan (collection),
penyimpangan (storage), pengangkutan (transportation),
pemanfaatan (reuse, recycling), pengolahan (treatment), dan/ atau
penimbunan (disposal Timbulnya limbah dan industri pangan, baik-limbah
cair, padat maupun gas, tidak dapat dihindari seratus persen. Setelah dilakukan
usaha-usaha minimisasi melalui modifikasi proses maupun pemanfaatan (dengan
prinsip produksi bersih), langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah
pengolahan/penanganan limbah tersebut untuk menghindari pencemaran lingkungan.
Kriteria utama pengolahan limbah pada umumnya adalah pemenuhan baku mutu yang berlaku
dengan biaya minimum.
Berikut diuraikan teknik pengolahan
limbah industri pangan skala kecil, meliputi pengolahan limbah cair, limbah
padat dan limbah gas. Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran
lingkungan. Jumlah dan karakteristik air
limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Limbah padat industri
pangan terutama terdiri dari bahan bahan organik seperti karbohidrat, protein,
lemak, serat kasar dan air. Bahan-bahan ini mudah terdegradasi secara biologis
dan menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama menimbulkan bau busuk. Salah
satu limbah yang dapat diolah dan dimanfaatkat yaitu limbah dari pembuatan
kecap. Alternatifnya yaitu dengan cara pemanfaatan limbah tersebut menjadi
lebih bermanfaat dan menambah nilai ekonomis.
C. Proses Pembuatan Kecap Kedelai
1. Alat dan Bahan
Alat
:
·
Tampah
·
Kompor
·
Panci
·
Kain
saring
·
Botol
·
Sendok
·
Basom
·
Pengaduk
|
Bahan:
·
Kedelai
hitam
·
Air
·
Bumbu (daun
saalm, daun jeruk. Engkuaskemiri, wijen)
·
Garam
·
Jamur (laru)
|
2. Prosedur pembuatan kecap kedelai
1. Penyortiran
Menyiapkan biji kedelai hitam yang tua. Bebas dari sisa
tanaman batu, kerikil, tanah, biji kedelai tidak luka, bebas serangan hama dan penykit, tidak
memar atau rusak, kulit biji tidak keriput. Caranya biji kedelai diletekan pada
tampah kemudian di tampi.
2. Pencucian
Setelah disortir,
kedelai dicuci dengan air bersih. Tujuannya agar kotoran – kotoran yang masih
melekat atau tercampur dapat hilang.
3.
Perebusan
Perebusan dilakukan selama 2 jam. Caranya biji kedelai dimasukan ke dalam
panci kemudian direbus dengan kompor. Banyaknya air dalam perebusan sampai
terendam atau sekitar 2,5 kali volume bahan. Tujuannya agar mendapatkan biji
kedelai yang lunak dan kulitnya mudah dikupas.
4.
Penirisan
Penirisan dilakukan dengan menggunakan kalo selama 0,5 – 1 jam
sampai kedelai dingin.
5.
Penjamuran
Setelah kedelai dingin
dilakukan penjamuran menggunakan laru kecap dengan perbandingan 1 kg bahan
membutuhkan 1 gram laru jenis Rhizopus.
Sp.
6.
Penggaraman
Biji
kedelai yang telah berjamur dimasukan dalam larutan garam 20 %. Maksudnya
mencampur 200 gram garam kedalam air 1 liter. Sebagai patokan untuk 1 kg bahan
membutuhkan 4 liter larutan garam 20 %.
7.
Penyaringan I
Selanjutnya dilakukn
penyaringan dengan menggunakan kalo.
Hasil utamanya berupa filtrat, sedangkan hasil sampingnya berupa ampas.
8, Perebusan II
Sebelum direbus, kedalam filtrat
ditambahkan gula kelapa yang dicairkan, bumbu-bumbu penyedap dan air bersih.
Sebagi patokan untuk 1 liter filtrat
membutuhkan 2 kg gula kelapa yang telah dicairkan atau larutkan dalam 0,5 liter
air.
.9. Penyaringan II
Selanjutnya dilakukan
penyaringan II dengan menggunakan kain penyaring.
10. Pembotolan
Pembotolan dengan menggunakan botol yang bersih. Kemudian
cairan kecap dimasukan ke dalam botol dan di
tutup rapat.
Catatan :
1) Pemberian jamur harus sesuai jumlahnya dengan banyaknya
kedelai, agar
tidak
menimbulkan kegagalan jamur yang tumbuh.
2) Setelah direbus dan ditiriskan, kedelai harus
didinginkan dengan sempurna.
Bila
tidak, jamur yang ditebarkan diatasnya akan mati.
3) Bahan baku untuk pembuatan kecap, selain dari kacang
kedelai dapat juga
dari
biji kecipir, dengan proses pembuatan yang sama.
DIAGRAM
ALIR PROSES PEMBUATAN KECAP
D. Pembahasan
Pada
proses pembuatan kecap ada langkah -langkah yang perlu dipersiapkan terutama
penyiapan bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan termasuk bahan baku adalah
kedelai dan bahan pembantu yaitu jamur,
gula kelapa, garam, garam, bumbu, air. Pada dasarnya cara membuat kecap kedelai
terdiri dari empat tahapan besar yaitu perebusan biji kedelai yang telah disortir
penjamuran atau fermentasi , penggaraman dan perebusan akhir. Proses pembuatan
kecap tahap pertama yaitu penyortiran
yang bertujuan agar memperoleh memeperoleh produk kecap kedelai yang
berkualitas prima, caranya biji kedelai diletakan pada tampah kemudian ditampi
serta dibuang ranting,pasir, batu dan benda asing lainnya.
Tahap
selanjutnya biji kedelai dilakukan pencucian atau dibilas dengan air bersih, alangkah
baiknya menggunakan air yang mengalir, Tujuan dari pencucian ini adalag untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat atau tercampur dengan biji
kedelai. Kemudian dilakukan tahap perebusan I yang berlangsung selama 2 jam
atau sampai biji kedelai lunak, caranya biji kedelai dmasukan ke dalam panci dan
direbus dengan kompor atau alat lain, Banyaknya air yang digunakan dari 100 kg
kedelai hitam yaitu 500 liter air bersih atau dengan pedoman seluruh biji
kedelai dapat terendam, maka akan
menghasikan air kotor sebanyak 200 liter. Dari perebusan ini mendapatkan biji
biji kedelai yang lunak dan kulitnya mudah dikupas. Selanjutnya dilakukan
penirisan, biji kedelai dipindahkan ketempat peniris atau menggunakan kalo,
selanjutnya didinginkan sekitar 0,5- 1
jam sampai keadaan kedelai dingin.
Kemudian
tahap selanjutnya yaitu penjamuran. Setelah
kedelai dingin dilakkukan penjamuran. Jangan melakukan penjamuran jika keaadn
kedelai belum dingin, sebab bibit jamur yang diberikan dapat mati apabila
kedaan masih panas. Jamur yang digunakan menggunakan jamur kecap. Apabila tidak
ada dapat menggunakan jamur tempe. Tahap panjamuran ini mennetukan berhasil
tidaknya membuat kecap kedelai sebab kecap ini dihasilkan dari kedelai yang
diolah secara permentasi dengan menggunakan jenis Rhizopus sp. JaMur ini diperoleh dari laru, dari 100 kg kedelai
hitam kering menggunakan larut 100 gram. Cara penjamuran, laru diusapkan atau
dicampur dan diadk bersama kedelai secara merata, kemudian diangin-anginkan
sebentar dan disimpan sekitar 4 – 5 hari. Pada akhir penejmuran ini nampak biji
kedelai sudah ditumbhi jamur berwarna putih secara merata (untuk jamur tempe)
atau berwarna kehijau-hijaun (untuk jamur kecap).
Tahapan
selanjutnya yaitu penggaraman. Biji kedelai yang telah berjamur dimasukkan ke
dalam larutan garam, yaitu dalam 800 kg kedelai yang telah direbus ditambahkan
80 kg garam + 400 liter air. Rendaman dalam larutan garam ni berlangsng ± 1
bulan. Selama proses penggaraman dijemur dipanas matahari sambil diaduk-aduk.
Selanjurnya yaitu penyaringan I, setelah proses penggaraman kemduian di saring
menggunakan kalo hasil utama penyaringan ini berupa filltrat sedangkan hasil
samping berupa ampas kedelai yang rasanya sangat asin. Kedalai ampas ini yang
dapat dimanfatkan sebagai pakan ternak, pupuk organik, atau dapat dijadikan lauk-pauk.
Tahap
berikutnya perebusan II, sebelum direbus kedalam filtrat perlu ditambahkan gula
kelapa yanng di cairkan, bumbu-bumbu penyedap dan air bersih untuk 1 liter
filtrat membutuhkan 2 kg gula kelapa yang telah dicairkan atau dilarutkan dalam
0,5 liter air. Sedangkan kebutuhan bumbu penyedap tergantung selera, misalnya
dau sereh, daun salam, daun jeruk, lengkuas kemiri, bawang putih, biji adas,
wijen semuanya dimasukan kecuali daun salam dan sereh disangrai terlebih
dahulu, kemudian digiling halus dan dimasukan kedalam filtrat. Perlu juga
ditambah air bersih dengan perbandingan 1:1 antara air bersih dengan filtrat .
Perebusan dapat dihentikan apabola sudah tidak terbentuk buih-buih.Tahapan
selanjutnya yaitu penyaringan II, dengan menggunakan kain saring tujuanya untuk
mendapatkan kecap yang bersih dari kotoran.Kemudian tahap pembotolan,
botol-botol yang akan digunakan harus dicuci bersih atau di sterilisasi
terlebih dahulu. Kemudian cairan kecap dimasukan kedalam botol dan ditutup
rapat. Dari proses pembutan kecap ada limbah yang di hasilkan sehiga perlu
dilakukan penagan an agar lebih bermanfaat dan menambah nilai ekonomis serta
tidak mencemari lingkungan.Dibawah ini adalah diagram alir proses pembuatan
kecap, jumlah bahan , serta jumlah limbah yang dihasilkan.
DIAGRAM
ALIR PROSES PEMBUATAN KECAP, JUMLAH BAHAN
SERTA
JUMLAH LIMBAH YANG DIHASILKAN
|
||||||||||||
Dari
diagram diatas cara penangan limbah dari pembuatan kecap yaitu ampas yang dapat
di manfaatkan menjadi pakan ternak atau dijadikan lauk pauk, serta air rebusan
kedelai dapat dibuat menjadi pupuk organik cair atau air rebusan tersebut dapat
dibuat kecap kembali.
Penanganan limbah
Produk
buangan dari produksi kecap berupa limbah padat yang berupa ampas kedelai dan
bumbu serta campuran semi kecap, sedangkan limbah cair berupa air buangan sisa
pencucuian alat/mesin produksi dan air sisa rebusan kedelai. Limbah cair yang
dihasilkan apabila di buang diharapkan
memenuhi persyaratran untuk dibuang ke lingkungan. Beberapa tahap yang
dilakukan dalam pengolahan limbah supaya tidak mencemari lingkungan adalah :
1. Koagulasi
Proses koagulasi adalah proses pemberian koagulan
(contoh: Tawas, PAC) dengan maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar partikel
koloid sehingga partikel koloid bisa bergabung menjadi flok-flok kecil.
2. Flokulasi
Proses pemberian flokulan dengan maksud menggabungkan
flok-flok kecil yang telah terbentuk pada proses sebelumnya sehingga menjadi
besar dan mudah untuk diendapkan. Dalam proses flokulasi mengalami pengadukan
lambat memberikan kesempatan flok-flok kecil menjadi semakin besar dan mencegah
pecahnya kembali flok-flok yang telah terbentuk.
3. Kolam Biologis
Kolam ini digunakan untuk mengencerkan hasil saringan air
setelah mengalami proses koagulasi dan flokulasi. Setelah melalui kolam
biologis, air dibuang ke saluran air/lingkungan. Industri telah memastikan
bahwa air limbah buangan aman bagi lingkungan sekitar, dan sampai sekarang
tidak ada keluihan warga sekitar mengenai aktivitas industri tersebut.
Sedangkan apabila dimanfaatkan menjadi pupuk organik
cair, harus ada perlakuan khusus, dibawah ini adalah diagram pembuatan pupuk
organik cair :
DIAGRAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
Pembuatan pupuk organik cair
Dari 100 kg kedelai
hitam kering, menghasilkan air limbah kotor dari bekas perendaman dan rebusan
kedelai sebanyak 499 liter air kotor berasal dari bekas pencucian dan 200 liter air kotor bekas air rebusan, jadi
keseluruhan 699 liter. Langkah –langkah dalam pembuatan limbah cair
tersebut adalah menyiapkan wadah seperti
drum, kemudian masukan rumput hijau kedakam drum tersebut, selanjutnya masukan
rumput hijau dan air kotor bekas pencucian serta air kotor bekas rebusan kedelai
hingga rumput terendam seluruhnya. Selanjutnya tambahkan EM4(2 cc/liter) dari
jumlah air, diaduk hingga merata, kemudian tutup dan biarkan selama 7-14 hari.
Tahap selanjutnya dilakukan penyaringan yang bertujuan untuk mendapatkan pupuk
organik cair yang jernih. Kemudian dikemas dalam botol dan siap untuk
digunakan. Pupuk ini digunakan untuk tanaman
buah agar tumbuh maksimal karena didalam
mengandung unsur-unsur yang dirombak. EM4 adalah kultur campuran dari organisme mikro yang terdiri dari
bakteri Lactobacillus, Actinomyces,
Streptomyces, ragi jamur dan bakteri fotosintetik yang bekerja saling menunjang dalam proses dekomposisi bahan organik (Heddy, 2000).
Proses dekomposisi bahan
organik dengan inokulasi EM4 berlangsung secara
fermentasi baik dalam keadaan aerob dan anaerob.
Proses ini akan menghasilkan senyawa-senyawa organik berupa asam amino, asam laktat, gula, alkohol, vitamin, protein dan senyawa organik lainnya yang dapat mengikat ion-ion yang dibutuhkan oleh tanaman. Ion-ion tersebut berada dalam keadaan stabil (antioksidan) sehingga mudah diserap oleh tanaman (Higa dan Wididana, 1996). Untuk mengatasi masalah pH pada tanah masam biasanya dilakukan pemberian kapur. Pemanfaatan kapur yang kemudian disusul dengan pemberian abu limbah pertanian akan memberikan hasil yang baik. Suryanto (1996) menyatakan abu memberikan pengaruh lebih baik daripada kapur terhadap tanah gambut karena kandungan unsur P, K, dan unsur mikro lainya. Simatupang et al.
(1998) menambahkan bahwa pemberian abu sekam
dapat mensubsitusi dan mengurangi kebutuhan pupuk K serta dapat meningkatkan hasil padi di lahan pasang surut.
Pembuatan kecap dari air
rebusan kedelai
Cara
pembuatan pada prinsipnya sama dengan kecap kedelai yaitu empat
tahapan besar perebusan biji kedelai
yang telah disortir penjamuran atau fermentasi , penggaraman dan perebusan
akhir.
Air rebusan
kedelai dimasak dengan dibubuhi gula 20% garam, kemudian dtambah bumbu seperti
lengkuas, daun salam, daun saledri, peda asin atau teri asin , kemudan dimasak
hingga hampir setengah, jadi kadar garamnya menjadi 40 %, apabila rasanya ingin
manis tambahkan gula aren sama seperti membuat kecap kedelai. Akan tetapi gizinya kurang tidak setinggi
gizi kecap kedelai, tetapi kalau dibuat dari air rebusan kedelai ditambah ikan
asin sarinya mengandung protein yang lumayan, apalagi bila sering dijemur dan
dibiarkan agak lama. Terjadi proses fermentasiyang dapat membuat kecap itu
menjadi wangi gurih merangsang.
Pembuatan lauk pauk dari ampas kecap
Ampas yang di hasilkan
dari sisa penyaringan sebayak 50 kg bisa di buat lauk pauk untuk teman makan,
akan tetapi rasanya sangat asin sehingga perlu dilakukan pengolahan yaitu
dengan perendaman, penambahan bumbu - bumbu
kemudian dimasak dengan cara di goreng atau ditumis. Bisa juga di buat campuran
dengan sayur karena dalam kedelai ini masih mengandung banyak protein.
Pembuatan
pakan ternak
Ampas kedelai bisa juga di buat pakan ternak
bisa langsung dikasihkan atau dicampur dengan pakan yang lain
Analisis perbandingan dengan Teknik Produksi Bersih
Beberapa tahap
produksi dari pembuatan kecap dibandingkan dengan teknik produksi bersih :
a. Penghematan energi
dengan menggunakan boiler dan ketel uap untuk memperoleh hasil dengan proses
yang lebih efisien. Ketel uap yang digunakan juga telah mengalami modifikasi
dengan menggunakan katub. Penggantian ketel bioler yang tidak efisien, tanpa
isolasi dan tanpa katup pengaman dengan suatu paket boiler dengan efisiensi
termal 90%.
b. Penggunaan energi
listrik digunakan sepanjang hari tanpa memperhatikan usaha penghematan, ini
dapat terlihat dari lampu-lampu di dalam ruang produksi yang dibiarkan hidup di
siang hari. Padahal dapat terlihat bahwa sudah dibangun atap untuk masuknya
sinar matahari dalam pabrik.
c. Penghematan air melalui
penggunaan ulang air bekas untuk mencuci. Air pencuci botol pengemas kecap
digunakan kembali untuk membersihkan lantai dan juga masuk dalam kolam biologis
untuk mengencerkan limbah cair proses produksi. Penurunan konsumsi air dan
biaya pengolahan air sebesar lebih dari 40% melalui pemakaian ulang air. Sumber
air yang digunakan dari Sumur bawah tanah yang ada di lokasi pabrik.
E.
KESIMPULAN
Dari
data diatas dapat disimpulkan bahwa limbah hasil produksi dapat dimanfaatkan
dan dilakukan pengolahan supaya tidak mencemari lingkungan. Limbah dari hasil
produksi kedelai berupa limbah padat yang berupa ampas dapat dimanfaatkan
menjadi pakan ternak, dapat dijadikan lauk pauk. Sedangkan limbah cairnya berupa air kotor yang berupa air bekas rendaman dan air rebusan kedelai
yang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik, pembuatan kecap
kembal dari air rebusan. Adapun rendemen yang dihasilkan dari 100 kg
kedelai hitam kering menjadi 800 liter filtrat, air kotor bekas rendaman 499 liter, air kotor bekas
perebusan 200 liter, amaps 50 kg, 10 kg benda asing hasil sortasi ( krikil,
batu, tanah, ranting).
DAFTAR
PUSTAKA
Astawan, M dan Mita W, Teknologi pengolahan pangan nabati tepat guna. 1991.
Hal 122-125. Jakarta : Akademika Pressindo.
Anonim. 2007. Pengolahan Limbah Industri Pangan. Jakarta: Direktorat
Jendral Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian.
Budi Santoso, Hieronymus. 1994. Kecap
Dan Taucu Kedelai. Yogyakarta: Kanisius.
E.M, Sudigdo. 1983. Kedelai Dijadikan
Lebih Bergizi Cetakan Ke Dua.Bandung : Tarate.
Masyarakat Atas Kelestarian Kualitas Lingkungan Hidup, 1975. 3 hal Cara
pembuatan kecap. Jakarta : Proyek Peningkatan kesadaran.
http://journal-iptek.blogspot.com/2007/04/produksi-kecap-indo-moto.html
Soedjarwo, E. Kecap kecipir. Jakarta : PT. Penebar
Swadaya, 1982. 16 hal.
0 comments:
Post a Comment