Pertumbuhan adalah
berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau
dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat,
ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic (Soetjiningsih,
1988).
Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill) dalam
struktur da fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan
menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga
masing-msing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan lingkungan
(Soetjiningsih, 1988).
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan
pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan
sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan
jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi
sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung
pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. tunas embrionik yaitu calon batang dan daun
b. akar embrionik yaitu calon akar
c. kotiledon yaitu cadangan makanan
Gbr. Embrio Tumbuhan
Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah
a. Daerah pembelahan Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan. Berada di belakang daerah pembelahan
c.
Daerah diferensiasi. Bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan.
Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun
muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan
aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus.
Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan
menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
- Mula-mula
kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis
atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem
primer.
- Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis.
- Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris.
Kambium
yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai
pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem
dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
- ke dalam membentuk feloderm : sel-sel hidup ke luar membentuk felem : sel-sel mati
Faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan
A. Faktor Luar
1.
Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi
salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan
pertumbuhan tak normal.
2. Kelembaban.
3. Suhu diantaranya
mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan
yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis
tumbuhan.
4. Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
B. Faktor Dalam
1. Faktor hereditas.
2. Hormon.
a. Auksin
adalah
senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem
apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan
auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa. membantu
perkecambahan dominasi apikal
b. Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin :pemanjangan tumbuhan berperan dalam partenokarpi
c. Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
d. Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
e. Asam absiat
f. Florigen
g. Kalin
Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
Rhizokalin, Kaulokali, Filokalin, Antokalin
h. Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka
Gbr. a. Distribusi Auksin pada Kecambah
b. Pertumbuhan Ujung Akar dan Ujung Batang
B. Metabolisme
Metabolisme
merupakan modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme
dan sel. Metabolisme mencakup sintesis (anabolisme) dan penguraian
(katabolisme) molekul organik kompleks. Metabolisme biasanya terdiri
atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai
jalur metabolisme. Metabolism total merupakan semua proses biokimia di
dalam organisme. Metabolisme sel mencakup semua proses kimia di dalam
sel. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup.
Produk
metabolisme disebut metabolit. Cabang biologi yang mempelajari
komposisi metabolit secara keseluruhan pada suatu tahap perkembangan
atau pada suatu bagian tubuh dinamakan metabolomika.
Metabolisme
adalah modifikasi senyawa kimia secara biokimia di dalam organisme dan
sel, secara gampangnya yaitu keseluruhan reaksi kimia yang berlangsung
di dalam tubuh organisme. Reaksi-reaksi tersebut adalah dasar dari
kehidupan, yang membuat sel dapat tumbuh dan bereproduksi,
mempertahankan strukturnya, dan merespon lingkungannya. Metabolisme
biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang melibatkan enzim, yang
dikenal pula sebagai jalur metabolisme. Secara keseluruhan, metabolisme
bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi dari sel.
Tugas metabolisme inilah yang menjadikan metabolisme suatu reaksi yang
sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
Karena
metabolisme merupakan keseluruhan reaksi yang terjadi di dalam tubuh
organisme, tentunya metabolisme tidak hanya terdiri dari satu macam
reaksi saja. Secara umum, metabolisme terbagi atas 2 reaksi
1. Anabolisme (reaksi penyusunan)
2. Katabolisme (reaksi pemecahan)
Walaupun
metabolisme hanya terdiri dari dua macam reaksi, baik anabolisme maupun
katabolisme bukan merupakan suatu reaksi yang sederhana, melainkan
terdiri dari tahapan-tahapan reaksi yang kompleks.
Metabolisme
juga merupakan suatu totalitas proses kimia yang berlangsung di dalam
sel. Proses tersebut hanya dapat berlangsung jika terdapat materi atau
zat yang bereaksi dan didukung energi proses metabolisme tersebut. Di
samping dua komponen tersebut, masih ada lagi molekul yang mutlak
diperlukan agar metabolisme berlangsung, yaitu ATP dan enzim. ATP
(Adenosin Trifosfat) adalah molekul nukleotida berenergi tinggi yang
tersusun atas gula pentosa, basa nitrogen adenin, dan mengikat tiga
gugus fosfat (trifosfat). Kandungan energi tinggi ini terdapat pada
ikatan antara gugus fosfat 1 dan 2 serta gugus fosfat 2 dan 3. Kedua
ikatan fosfat ini bersifat labil. Jika gugus 3 dilepas, akan dihasilkan
senyawa dengan dua gugus fosfat, yaitu Adenosin Difosfat (ADP) dan
dibebaskan banyak energi. Jika gugus 2 juga dilepas, akan dihasilkan
senyawa dengan satu gugus fosfat, yaitu Adenosin Monofosfat (AMP) dan
juga dibebaskan banyak energi.
Metabolisme sebuah organisme
menentukan zat mana yang bergizi dan mana yang beracun bagi organisme
tersebut. Contohnya, beberapa organisme prokariot menggunakan hidrogen
sulfida sebagai bahan gizi, di sisi lain gas ini merupakan racun bagi
hewan. Kecepatan metabolisme, tingkat metabolik, juga mempengaruhi
seberapa banyak makanan yang dibutuhkan organisme.
Ciri-ciri yang
mencolok dari metabolisme adalah kesamaan dari jalur metabolik dasar
antara spesies organisme yang kadang sangat berbeda. Contohnya,
serangkaian senyawa antara pada siklus asam sitrat secara umum ditemukan
diantara semua makhluk hidup, dari bakteri uniseluler Escherichia coli
sampai organisme multiseluler yang sangat besar seperti gajah. Struktur
metabolik seperti ini kemungkinan sebagian besar adalah hasil dari
efisiensi tinggi dari jalur-jalur reaksi diatas, dan hasil dari
penampakan permulaannya dalam sejarah evolusi.
Anabolisme adalah
suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks,
nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan.
Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk
fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
Anabolisme adalah
proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang
sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar.
Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya
ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak
hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa
kompleks yang terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi
anabolisme juga menggunakan energi dari hasil reaksi katabolisme, yang
berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi protein, asam amino
tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk aktivasi asam
amino tersebut berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat disusun
dalam pati atau selulosa, maka molekul itu juga harus diaktifkan
terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP.
Proses sintesis lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi
tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa
tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga,
penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti
protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang
menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan
anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
Senyawa
kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah senyawa organik atau
senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk
molekul organik kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari
molekul sederhana seperti karbon dioksida dan air. Di lain pihak,
heterotrof, seperti manusia dan hewan, tidak dapat menyusun senyawa
organik sendiri. Jika organisme yang menyintesis senyawa organik
menggunakan energi cahaya disebut fotoautotrof, sementara itu organisme
yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi kimia disebut
kemoautotrof.
Reaksi anabolisme menghasilkan senyawa-senyawa yang
sangat dibutuhkan oleh banyak organisme, baik organisme produsen
(tumbuhan) maupun organisme konsumen (hewan, manusia). Beberapa contoh
hasil anabolisme adalah glikogen, lemak, dan protein berguna sebagai
bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta molekul protein,
protein-karbohidrat, dan protein lipid yang merupakan komponen
struktural yang esensial dari organisme, baik ekstrasel maupun intrasel.
Katabolisme
adalah serangkaian reaksi yang merupakan proses pemecahan senyawa
kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana dengan membebaskan
energi, yang dapat digunakan organisme untuk melakukan aktivitasnya.
Termasuk didalamnya reaksi pemecahan dan oksidasi molekul makanan
seperti reaksi yang menangkap energi dari cahaya matahari. Fungsi reaksi
katabolisme adalah untuk menyediakan energi dan komponen yang
dibutuhkan oleh reaksi anabolisme.
Sifat dasar yang pasti dari
reaksi katabolisme berbeda pada setiap organisme, dimana molekul organik
digunakan sebagai sumber energi pada organotrof, sementara litotrof
menggunakan substrat anorganik dan fototrof menangkap cahaya matahari
sebagai energi kimia. Tetapi, bentuk reaksi katabolisme yang
berbeda-beda ini tergantung dari reaksi redoks yang meliputi transfer
elektron dari donor tereduksi seperti molekul organik, air, amonia,
hidrogen sulfida, atau ion besi ke molekul akseptor seperti oksigen,
nitrat, atau sulfat. Pada hewan reaksi katabolisme meliputi molekul
organik kompleks yang dipecah menjadi molekul yang lebih sederhana,
seperti karbon dioksida dan air. Pada organisme fotosintetik seperti
tumbuhan dan sianobakteria, reaksi transfer elektron ini tidak
menghasilkan energi, tetapi digunakan sebagai tempat menyimpan energi
yang diserap dari cahaya matahari.
Urutan yang paling umum dari
reaksi katabolik pada hewan dapat dibedakan menjadi tiga tahapan utama.
Pertama, molekul organik besar seperti protein, polisakarida, atau lemak
dicerna menjadi molekul yang lebih kecil di luar sel. Kemudian,
molekul-molekul yang lebih kecil ini diambil oleh sel-sel dan masih
diubah menjadi molekul yang lebih kecil, biasanya asetil koenzim A
(Asetil KoA), yang melepaskan energi. Akhirnya, kelompok asetil pada KoA
dioksidasi menjadi air dan karbon dioksida pada siklus asam sitrat dan
rantai transpor elektron, dan melepaskan energi yang disimpan dengan
cara mereduksi koenzim Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD+) menjadi
NADH.
0 comments:
Post a Comment