A. DASAR TEORI
Benih merupakan komponen penting teknologi
kimiawi-biologis yang pada setiap musim tanam untuk komoditas tanaman
pangan masih menjadi masalah karena produksi benih bermutu masih belum
dapat mencukupi permintaan pengguna/petani. Benih dari segi tehnologi
diartikan sebgai organisme mini hidup yang dalam keadaan “istirahat”
atau dorman yang tersimpan dalam wahana tertentu yang digunakan sebagai
penerus generasi.
Dormansi adalah suatu keadaan dimana
pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi lingkungan mendukung untuk
terjadinya perkecambahan. Pada beberapa jenis varietas tanaman tertentu,
sebagian atau seluruh benih menjadi dorman sewaktu dipanen, sehingga
masalah yang sering dihadapi oleh petani atau pemakai benih adalah
bagaimana cara mengatasi dormansi tersebut. Benih dikatakan dorman
apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah
walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah
memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan.
Dormansi pada benih
dapat berlangsung selama beberapa hari, semusim bahkan sampai beberapa
tahun tergantung pada jenis tanaman dan dormansinya. Pertumbuhan tidak
akan terjadi selama benih belum melalui masa dormansinya, atau sebelum
dikenakan suatu perlakuan khusus terhadap benih tersebut. Dormansi dapat
dipandang sebagai salah satu keuntungan biologis dari benih dalam
mengadaptasikan siklus pertumbuhan tanaman terhadap keadaan
lingkungannya, baik musim maupun variasi-variasi yang kebetulan terjadi.
Sehingga secara tidak langsung benih dapat menghindarkan dirinya dari
kemusnahan alam. Dormansi pada benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik
dari kulit biji ataupun keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi
dari kedua kedaan tersebut. Sebagai contoh kulit biji yang impermeabel
terhadap air dan gas sering dijumpai pada benih-benih dari famili
Leguminosae.
Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya dormansi
pada benih sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman dan tentu
saja tipe dormansinya, antara lain yaitu: karena temperatur yang sangat
rendah di musim dingin, perubahan temperatur yang silih berganti,
menipisnya kulit biji, hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat
penghambat perkecambahan, adanya kegiatan dari mikroorganisme. Tipe-tipe
dormansi antara lain: Dormansi fisik yang disebabkan oleh
impermiabilitas kulit biji terhadap air, resistensi mekanis kulit biji
terhadap pertumbuhan embrio, permeabilitas yang rendah dari kulit biji
terhadap gas-gas. Dormansi fisiologis yang disebabkan oleh immaturity
embrio, after ripening, dormansi sekunder, dormansi yang disebabkan oleh
hambatan metabolis pada embrio.
Dalam istilah pertanian,
benih-benih yang menunjukkan tipe dormasi yang impermabel terhadap air
dan gas ini disebut sebagai ‘benih keras’. Hal ini dapat ditemukan pada
sejumlah famili tanaman dimana beberapa speciesnya mempunyai kuilit biji
yang keras, antara lain: Leguminosae, Malvaceae, Cannaceae,
Geraniaceae, Chenopodaceae, Convolvulaceae, Solanaceae dan Liliaceae. Di
sini pengambilan air terhalang kulit biji yang mempunyai struktur
terdiri dari lapisan sel-sel berupa palisade berdinding tebal terutama
di permukaan paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin
dari bahan kutikula. Pada famili Melilotus alba, Troginella arabica dan
Crotalaria aegyptiaca, masuknya biji diatur oleh suatu pintu kecil pada
kulit biji, yang ditutupi dengan sumbat serupa gabus yang terdiri dari
suberin. Apabila sumbat gabus diambil atau dikendorkan barulah air dapat
masuk ke dalam biji.
Suatu contoh klasik mengenai permeabilitas
rendah dari kulit biji terhadap gas adalah hasil penelitian Crocker pada
benih Xanthium pennsylvanicum (buah cocklebur). Cocklebur mengandung
dua biji dimana sebelah atas dorman sedang yang bawah tidak. Di alam
biasanya biji yang sebelah bawah akan berkecambah segera setelah cukup
tua pada musim semi, biji yang sebelah atas tetap dorman sampai tahun
berikutnya. Kemudian diketahui bahwa keadaan dormansi tersebut di
sebabkan oleh impermiabilitas kulit biji terhadap oksigen. Perkecambahan
akan terjadi apabila kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di
sekitar benih ditambah. Kebutuhan oksigen untuk perkecambahan lebih
besar pada biji sebelah atas daripada yang sebelah bawah. Dan kebutuhan
akan oksigen ini dipengaruhi oleh temperatur, konsentrasi minimum
oksigen dimana biji sebelah bawah akan berkecambah adalah 6% pada 210 C
dan 4% pada 300C sedangkan untuk biji sebelah atas adalah 60% pada 210 C
dan 30% pada 300 C. Dari penelitian berikutnya oleh Wareing dan Foda
diperlihatkan bahwa pengaruh oksigen pada biji sebelah atas adalah
disebabkan oleh hadirnya suatu penghambat pertumbuhan yang terhalang
keluarnya karena kulit biji yang semi permeabel dengan adanya oksigen
menjadi tidak aktif.
Cara-cara untuk memecahkan dormansi antara
lain dengan perlakuan mekanis, perlakuan kimia, perlakuan perendaman
air, perlakuan pemberian temperatur tertentu dan perlakuan dengan
cahaya. Perlakuan mekanis umum dipergunakan untuk memecahkan dormansi
benih yang disebabkan oleh impermeabilitas kulit biji baik terhadap air
atau gas, resistensi mekanis kulit perkecambahan yang terdapat pada
kulit biji. Skarifikasi mencakup cara-cara seperti mengikir atau
menggosok kulit biji dengan kertas ampelas, melubangi kult biji dengan
pisau, perlakuan impaction untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus.
Dimana semuanya bertujuan untuk melemahkan kulit biji yang keras,
sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. Perlakuan dengan
tekanan, benih-benih dari sweet clover dan alfalfa setelah diberi
perlakuan dengan tekanan hidraulik 2000 atm pada 180 C selama 5-20 menit
ternyata perkecambahannya meningkat sebesar 50-200%. Efek tekanan
terlihat setelah benih-benih tersebut dikeringkan dan disimpan, tidak
diragukan lagi perbaikan perkecambahan terjadi disebabkan oleh perubahan
permeabilitas kulit biji terhadap air.
Perlakuan pemberian
temperatur tertentu dikenal dengan istilah stratifikasi. Banyak benih
yang perlu dikenai temperatur tertentu sebelum dapat diletakkkan pada
temperatur yang cocok untuk perkcambahannya. Cara yang paling sering
dipakai dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab. Selama
stratifikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat
menghilangnya bahan-bahan penghambat pertumbuhan atau terjadi
pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Benih-benih yang
memerlukan stratifikasi selama waktu tertentu sebelum tanam yaitu: apel,
anggur, pear, peach, pinus, rosa, strawberry, oak dan cherry. Kebutuhan
stratifikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman. Bahkan di dalam satu
family bisa terdapat perbedaan. Misal Rosa multiflora memerlukan waktu
dua bulan pada 5-100 F, sedangkan Rosa rubiginosa memerlukan enam bulan
pada 50 F. Benih apel yang diberi perlakuan stratifikasi pada 40 C
selama lebih dari dua bulan persentase perkecambahannya meningkat.
Benih
yang mengalami dormansi biasanya disebabkan oleh : Rendahnya / tidak
adanya proses imbibisi air yang disebabkan oleh struktur benih (kulit
benih) yang keras, sehingga mempersulit keluar masuknya air ke dalam
benih. Respirasi yang tertukar, karena adanya membran atau pericarp
dalam kulit benih yang terlalu keras, sehingga pertukaran udara dalam
benih menjadi terhambat dan menyebabkan rendahnya proses metabolisme dan
mobilisasi cadangan makanan dalam benih dan resistensi mekanis kulit
biji terhadap pertumbuhan embrio, karena kulit biji yang cukup kuat
sehingga menghalangi pertumbuhan embrio. Pada tanaman pangan, dormansi
sering dijumpai pada benih padi, sedangkan pada sayuran dormasni sering
dijumpai pada benih timun putih, pare dan semangka non biji.
B. METODOLOGI
1. Waktu dan Tempat
Praktikum
pematahan dormansi benih semangka dilaksakan pada hari Selasa, 1 – 5
September 2009. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Tanaman dan Green
House Politeknik Negeri Jember.
2. Alat dan Bahan
Alat
dan dan bahan yang dalam pematahan dormansi benih semangka yaitu,
pensil, ballpoint, kardus, lampu pijar, pemotong kuku, air kran,
penggaris, penghapus, kertas buram, plastik, dan tampan.
3. Prosedur Pelaksanaan
o Menyiapkan alat dan bahan
o Menghitung benih semangka sebanyak 30 - 34 benih per perlakuan sebanyak 4 ulangan
o Memecah bagian ujung benih semangka untuk satu perlakuan (K2) dengan menggunakan pemotong kuku
o Menyiapakn media substrat dari kertas buram yang sudah direndam dalam air kemudian ditiriskan dan ditempatkan di atas plastik
o Menanam benih dalam substrat tersebut K1 dan K2 secara terpisah, kemudian kertas digulung dan diberi label
o Disimpan di dalm kardus yang diberi pencahayaan lampu pijar 5 watt
o Diamati tingkat daya kecambah selama 3 – 4 hari
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
2. Pembahasan
Dormansi
adalah suatu keadaan dimana pertumbuhan tidak terjadi walaupun kondisi
lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan. Pada beberapa jenis
varietas tanaman tertentu, sebagian atau seluruh benih menjadi dorman
sewaktu dipanen, sehingga masalah yang sering dihadapi oleh petani atau
pemakai benih adalah bagaimana cara mengatasi dormansi tersebut.
Dari
data di atas gambar 1 (K1) kontrol dan gambar 2 (K2) perlakuan tidak
menunjukkan perbedaan yang sangat nyata dari daya kecambah yang diamatai
3 hari setelah penanaman. Data daya kecambah yang paling bagus yaitu K2
yang dilakukan perlakuan dengan memecah pangkal dari benih semangka
tersebut. K2 yang diberi perlakuan pematahan dormansi secara mekanis
daya kecambanya sangat bagus karena air, dan udara serta faktor yang
mempengaruhi perkecambahan dapat mempengaruhi keadaan benih yang dorman
karena bagian pangkalnya sudah membuka.
Perlakuan pematahan
dormansi pada semangka tersebut merupakan perlakuan yang sering
dilakukan oleh para petani untuk memecahkan dormansi pada benih
semangka. Hal ini juga sering dilakukan petani dengan membuka sedikit
ujung pangkal benih dengan menggunakan penjepit / alat pemotong kuku dan
merendam dalam larutan fungisida selama kurang lebih 5 menit, kemudian
diletakkan dalam kertas yang digulung dan dimasukkan dalam kotak karton
tertutup yang disinari lampu 5 Watt berwarna hijau selama kurang lebih 2
hari.
Benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya
hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang
secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu
perkecambahan, Dormansi pada benih dapat berlangsung selama beberapa
hari, semusim bahkan sampai beberapa tahun tergantung pada jenis tanaman
dan dormansinya. Pertumbuhan tidak akan terjadi selama benih belum
melalui masa dormansinya, atau sebelum dikenakan suatu perlakuan khusus
terhadap benih tersebut.
Dormansi dapat dipandang sebagai salah
satu keuntungan biologis dari benih dalam mengadaptasikan siklus
pertumbuhan tanaman terhadap keadaan lingkungannya, baik musim maupun
variasi-variasi yang kebetulan terjadi. Sehingga secara tidak langsung
benih dapat menghindarkan dirinya dari kemusnahan alam. Dormansi pada
benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji ataupun
keadaan fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua kedaan
tersebut. Sebagai contoh kulit biji yang impermeabel terhadap air dan
gas sering dijumpai pada benih-benih dari famili Leguminosae.
Faktor-faktor
yang menyebabkan hilangnya dormansi pada benih sangat bervariasi
tergantung pada jenis tanaman dan tentu saja tipe dormansinya, antara
lain yaitu: karena temperatur yang sangat rendah di musim dingin,
perubahan temperatur yang silih berganti, menipisnya kulit biji,
hilangnya kemampuan untuk menghasilkan zat-zat penghambat perkecambahan,
adanya kegiatan dari mikroorganisme.
Benih yang mengalami
dormansi biasanya disebabkan oleh : 1. Rendahnya / tidak adanya proses
imbibisi air yang disebabkan oleh struktur benih (kulit benih) yang
keras, sehingga mempersulit keluar masuknya air ke dalam benih. 2.
Respirasi yang tertukar, karena adanya membran atau pericarp dalam kulit
benih yang terlalu keras, sehingga pertukaran udara dalam benih menjadi
terhambat dan menyebabkan rendahnya proses metabolisme dan mobilisasi
cadangan makanan dalam benih. 3. Resistensi mekanis kulit biji terhadap
pertumbuhan embrio, karena kulit biji yang cukup kuat sehingga
menghalangi pertumbuhan embrio. Pada tanaman pangan, dormansi sering
dijumpai pada benih padi, sedangkan pada sayuran dormasni sering
dijumpai pada benih timun putih, pare dan semangka non biji. Sedangkan
beberapa penyebab dormansi fisik adalah : 1. Impermeabilitas kulit biji
terhadap air, benih-benih yang termasuk dalam type dormansi ini disebut
sebagai "Benih keras" karena mempunyai kulit biji yang keras dan
strukturnya terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding
tebal terutama di permukaan paling luar. Dan bagian dalamnya mempunyai
lapisan lilin dan bahan kutikula. 2. Resistensi mekanis kulit biji
terhadap pertumbuhan embrio, di sini kulit biji cukup kuat sehingga
menghalangi pertumbuhan embrio. Jika kulit biji dihilangkan, maka embrio
akan tumbuh dengan segera. 3. Permeabilitas yang rendah dari kulit biji
terhadap gas-gas, pada dormansi ini, perkecambahan akan terjadi jika
kulit biji dibuka atau jika tekanan oksigen di sekitar benih ditambah.
Pada benih apel misalnya, suplai oksigen sangat dibatasi oleh keadaan
kulit bijinya sehingga tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio.
Keadaan ini terjadi apabila benih berimbibisi pada daerah dengan
temperatur hangat.
D. KESIMPULAN
Daya
kecambah dari dua perlakauan yaitu K1 (kontrol) dan K2 (perlakuan)
tidak menunjukkan perbedaan yang sangat nyata, secara garis besar
perlakuan K2 lebih baik daya kecambahnya. Beberapa penyebab dormansi
fisik adalah : Impermeabilitas kulit biji terhadap air, resistensi
mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio dan permeabilitas yang
rendah dari kulit biji terhadap gas-gas.
E. DAFTA PUSTAKA
Hildayani.
2008. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan Percobaan I Dormansi pada
Biji. Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Hasanuddin Makassar.
http://www.tanindo.com/abdi6/hal04.htm/ 06/09/2009
http://www.tanindo.com/abdi5/hal0401.htm/ 06/09/2009
Http://angga1503.wordpress.com/2009/01/01/dormansi/06/09/2009
0 comments:
Post a Comment